Menampilkan 88 hasil

Deskripsi Arsip
Gambar
Pilihan-pilihan pencarian lengkap
Pratinjau hasil cetak Lihat:

88 hasil temuan memiliki objek digital Perlihatkan hasil dengan objek digital

Achmad Sugeng

  • ID 21500-4 100-130-131-9
  • Item
  • 1996 - 2001
  • Bagian dariPEMERINTAHAN

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BERITA ACARA SERAH TERIMA ARSIP DARI DPAD KEPADA KEJAKSAAN TINGGI JAMBI

  • ID 21500-4 000-040-045-045.64-12
  • Item
  • 5 Agustus
  • Bagian dariUMUM

Berita Acara Serah Terima Arsip dari Lembaga Kearsipan Daerah Provinsi Jambi (Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi) kepada Kejaksaan Tinggi Jambi Nomor : S-289/DPAD-4/VIII/2019 Tanggal 05 Agustus 2019.

Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi

Depati Parbo

Depati Parbo lahir di Desa Lolo, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci. Ia memiliki nama kecil Mohammad Kasib dan akrab disapa Karib. Ayahnya bernama Bimbe, sedangkan ibunya bernama Kembang. Beberapa kajian mendapati bahwa nama sebenarnya Depati Parbo saat kecil adalah Ahmad Karib.

Depati Parbo memiliki tiga orang saudara perempuan yang bernama Bende, Siti Makam, dan Likom. Sejak kecil ia dikenal memiliki berbagai keanehan, antara lain, memiliki gigi geraham berwarna kehitaman. Oleh karena itu, masyarakat setempat memanggil Karib dengan Germon Besol.

Sebagaimana di kampung lainnya di Kerinci, sebagai seorang remaja, Karib ikut dan menggeluti seni bela diri silat serta ilmu agama yang dilengkapi ilmu kebatinan. Setelah dewasa Karib mempersunting seorang gadis bernama Timah Sahara dan dikaruniai seorang anak yang diberi nama Ali Mekah.

Mengemban tugas sebagai seorang suami dan ayah, Karib memilih merantau ke Batang Asai mengikuti jejak sejumlah orang Kerinci merantau bekerja sebagai pendulang emas. Selain ke Batang Asai, Karib juga melanglang buana ke beberapa daerah di Sumatera Selatan, seperti Rawas. Selain mencari nafkah menyambung hidup, beliau juga aktif mencari ilmu bela diri dan kebatinan. Petualangan ini dilakukannya sejak 1859 hingga 1862.

Sebagai pemuda cerdas dan terampil di kampungnya, Karib dilantik dan dikukuhkan sebagai seorang depati dalam sebuah upacara tradisional kanduhai sko (kenduri pusako). Karib diberi gelar Depati Parbo. Dalam makna lain, Karib tidak hanya memikirkan kehidupan keluarga saja, tetapi sebagai Depati beliau juga harus memikirkan masyarakatnya, bahkan hingga ke Kesultanan Jambi.

Serangan ke Belanda

Saat melakukan pengawasan di wilayah Gunung Raya, Belanda yang datang ke Kerinci mendirikan pos patroli pada 1900 dengan memanfaatkan tenaga pribumi sebagai kuli, Depati Parbo bersama sejumlah hulubalang mengatur siasat untuk menyerang pos patroli tersebut.

Itulah pertempuran pertama di Kerinci, tepatnya di Renah Manjuto, berkecamuk antara hulubalang Kerinci di bawah pimpinan Depati Parbo dengan pasukan Belanda. Akibat pertempuran yang terjadi pada 1901 dengan banyak korban di pihak Belanda memaksa mereka mengurungkan niat memasuki Kerinci. Walaupun demikian, pada Oktober 1901 sejumlah 120 orang pasukan Belanda yang berada di Indrapura bersiap-siap menyerang Kerinci.

Pada Maret 1902 sejumlah 500 orang pasukan Belanda di bawah pimpinan Komandan Bolmar mendarat di Muarosakai dengan Tuanku Regen sebagai penunjuk jalan ke Kerinci. Belanda menyerang ke tiga tempat di Kerinci seperti Renah Manjuto, Koto Limau Sering, dan Temiai. Perang hebat pun berkecamuk di ketiga tempat tersebut, tetapi setelah Koto Limau Sering dikuasi, pasukan Belanda tanpa kesukaran memasuki lembah Kerinci.

Pada perang di Pulau Tengah yang dipimpin oleh seorang ulama ternama, yaitu Haji Ismail dan Haji Husin turut bergabung para hulubalang dari dusun lainnya di Kerinci. Dalam sejarah Kerinci disebutkan bahwa pertempuran di dusun ini merupakan pertempuran yang tersengit dan terlama (lebih kurang 3 bulan). Pulau Tengah diserang Belanda sejak 27 Maret 1903 melalui 3 jurusan, yaitu di timur: Sanggaran Agung-Jujun; utara: Batang Merao-danau Kerinci; barat: Semerap-Lempur Danau.

Masjid Keramat Pulau Tengah merupakan salah satu tempat yang dijadikan benteng pertahanan masyarakat dalam menghadapi Belanda. Serangan terakhir pada Pulau Tengah dilakukan Belanda pada 9 hingga 10 Agustus 1903 dengan membakar Dusun Baru, tetapi Masjid Keramat luput terbakar. Perlawanan rakyat ini dapat diselesaikan Belanda.

Selanjutnya, pasukan Belanda melakukan penyerangan ke Lolo, markas panglima perang Kerinci, Depati Parbo. Pertempuran berlangsung selama 5 hari.

Dalam proses yang tak berkesudahan itu, Belanda berhasil membujuk Depati Parbo mengadakan perundingan damai. Dalam perundingan itulah Depati Parbo ditangkap dan selanjutnya dibuang ke Ternate.

Setelah Kerinci aman pada 1927, atas permohonan para kepala mendapo di Kerinci pada Pemerintah Belanda, Depati Parbo dibebaskan dan kembali ke Kerinci.

Pada 1929 Panglima Perang Kerinci Depati Parbo menghembuskan nafas terakhir dalam usia 89 tahun. Alamarhum dimakamkan di pemakaman keluarga Dusun Lolo Kecamatan Gunung Raya, bersama sama dengan istri, putra putri dan sanak keluarganya.

*Artikel ini ditulis oleh Risnal Mawardi. Catatan ini bersumber sekaligus sarian dari makalah penulis dalam Dialog Sejarah di Museum Perjuangan Rakyat Jambi pada 12 Juli 2012. Kajanglako melakukan penyuntingan seperlunya.

kajanglako.com

Djamin Datuk Bagindo

  • ID 21500-4 100-120-121-1
  • Item
  • 1957
  • Bagian dariPEMERINTAHAN

Djamin Datuk Bagindo lahir tanggal 31 Januari 1906, meninggal di Bukittinggi tanggal 1 Maret 1995 pada usia 89 tahun adalah Residen Jambi periode 1954 - 1957. Ia diangkat menjadi Acting Gubernur menggantikan R. Sudono.
Pada tanggal 8 Februari 1957, Ketua Dewan Banteng Letkol Ahmad Husein melantik Residen Djamin glr. Datuk Bagindo sebagai Acting Gubernur dan H. Hanafi sebagai wakil Acting Gubernur Provinsi Djambi, dengan staff 11 orang yaitu Nuhan, Rd. Hasan Amin, M. Adnan Kasim, H.A. Manap, Salim, Syamsu Bahrun, Kms. H.A.Somad. Rd. Suhur, Manan, Imron Nungcik dan Abd Umar yang dikukuhkan dengan SK No. 009/KD/U/L KPTS. tertanggal 8 Februari 1957 dan sekaligus meresmikan berdirinya Provinsi Jambi di halaman rumah Residen Jambi (kini Gubernuran Jambi).
Pada tanggal 9 Agustus 1957 Presiden RI Ir. Soekarno akhirnya menandatangani di Denpasar Bali, Undang-Undang Darurat No. 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Provinsi Sumatra Barat, Riau dan Jambi. Dengan Undang-Undang No. 61 Tahun 1958 tanggal 25 Juli 1958, Undang-Undang Darurat No. 19 Tahun 1957 Tentang Pembentukan Daerah Sumatra Tingkat I Sumatra Barat, Djambi dan Riau. (Undang-Undang Tahun 1957 No. 75) sebagai Undang-undang.
Dalam Undang-Undang No. 61 Tahun 1958 disebutkan pada Pasal 1 Huruf b, bahwa daerah Swatantra Tingkat I Jambi wilayahnya mencakup wilayah daerah Swatantra Tingkat II Batanghari, Merangin, dan Kota Praja Jambi serta Kecamatan-Kecamatan Kerinci Hulu, Tengah dan Hilir.
Kelanjutan Undang-Undang No. 61 Tahun 1958 tersebut pada tanggal 19 Desember 1958, Mendagri Sanoesi Hardjadinata mengangkat dan menetapkan Djamin gr. Datuk Bagindo Residen Jambi sebagai Dienst Doend DD Gubernur (residen yang ditugaskan sebagai Gubernur Provinsi Jambi dengan SK Nomor UP/5/8/4). Pejabat Gubernur pada tanggal 30 Desember 1958 meresmikan berdirinya Provinsi Jambi atas nama Mendagri di Gedung Nasional Jambi.

Pemerintah Provinsi Jambi

Dr. H. Al Haris, S.Sos., MH

  • ID 21500-4 100-120-121-19
  • Item
  • 2021 - 2024
  • Bagian dariPEMERINTAHAN

Dr. H. Al Haris, S.Sos., M.H. (lahir di Sekancing, Tiang Pumpung, Merangin, Jambi, 23 November 1973) adalah Gubernur Jambi Ke-10 periode 2021—2024. Ia sebelumnya pernah menjabat sebagai Bupati Merangin 2 periode yakni 2013—2018 dan 2018—2021.

Riwayat Pendidikan :
SD Negeri No.176/II Sumber Jaya, Kab Sarko (1979—1985)
SMP Swasta PGRI Sekancing (1985—1988)
SMA Swasta Dharma Bhakti Bangko (1988—1991)
Diploma III Jurusan Akademi Sekretaris dan Manajemen Jambi (1997)
S1 Ilmu Administrasi STIA LAN (2001)
S2 Hukum Universitas Jambi (2010)
S3 Ilmu Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (2017)

Riwayat Pekerjaan :
PNS Angkasana RRI Jambi (1992)
PNS Pemerintah Provinsi Jambi (1999—2000)
Sekretaris Lurah Selamat (2001—2003)
Lurah Selamat (2003—2006)
Kepala Sub Bagian Rumah Tangga Sekretariat Daerah Kabupaten Sarolangun (2006—2007)
Kepala Bidang Penanaman Modal Bappeda Kabupaten Sarolangun (2007—2009)
Sekretaris Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sarolangun (2009—2010)
Kepala Bagian Rumah Tangga Biro Umum Setda Provinsi Jambi (2010—2011)
Kepala Bagian Rumah Tangga Biro Umum (2011)
Kepala Biro Umum Setda Provinsi Jambi (2011—2013)
Bupati Merangin (2013—2018)
Bupati Merangin (2018—2021)
Gubernur Jambi (2021—2024)

Pemerintah Provinsi Jambi

Hasil 1 s.d 10 dari 88